Selasa, 10 Januari 2017

Penguasaan dan Pemanfaatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi





Meningkatnya Penguasaan dan Pemanfaatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi di Jawa Barat

Pemanfaatan information and communication technology (ICT) sudah mulai dilakukan khususnya di 21 SMP Negeri yang merupakan Rintisan Sekolah Berstandar Internasional (RSBI) yang  dirumuskan sebagai SSN (Sekolah Standar Nasional) plus. Itu berarti bahwa telah ada upaya meningkatkan kualitas pendidikan versi  UNESCO yaitu meningkatkan pemanfaatan information and communication technology (ICT) dalam pembelajaran dan pengelolaan sekolah.
Peningkatan Mutu dengan meningkatkan pemanfaatan information and communication technology (ICT) dilakukan dengan memperbanyak RSBI dan SSN. Untuk itu dilakukan Semiloka pengembangan SSN/SBI, Workshop Pengembangan Kurikulum SBI, Workshop Pembinaan Rintisan SBI Workshop Pembinaan SSN, Workshop Pengembangan Pembelajaran Bilingual/Berbasis ICT dan Bantuan kepada Tim Pengembangan Kurikulum Berbasis Teknologi.
Sekolah yang memiliki status standar nasional terus ditambah, di Kabupaten Bandung Barat saja ada 12 SSN dan ditargetkan ada penambahan 14 SSN lagi. Di sisi lain masih ada sekolah yang untuk praktek komputer saja harus pergi ke Warnet karena ketiadaan aliran listrik di sekolah.
Sayangnya  keberadaan RSBI  mendapat reaksi penentangan dari masyarakat khususnya di Kota Depok karena dianggap menimbulkan pengkastaan dalam pendidikan dan menjadi penyebab tidak diterimanya calon siswa pada sekolah tersebut. Karena itu diperlukan sosialisasi pada masyarakat agar tujuan dari keberadaan RSBI dapat dimengerti dan diterima dan pada gilirannya dapat membangkitkan partisipasi masyarakat dalam bidang pendidikan.

 Sistem  Informasi Manajemen (SIM)

Peningkatan pelayanan terhadap data/informasi dilakukan dengan revitalisasi sistem informasi manajemen (SIM) berbasis GIS , yang menghasilkan pengadaan perangkat keras dan lunak, jaringan SIM berbasis GIS , pengolahan dan pengumpulan data di 26 kota/kabupaten, pengadaan notebook untuk kota/kabupaten serta pemeliharaan dan perawatan infrastruktur SIM. Anggaran yang dikeluarkan mencapai lebih dari Rp 10 miliar. Nampaknya program ini masih memerlukan monitoring, evaluasi dan pengawasan yang lebih baik, karena pada kenyataannya data kependidikan yang mutakhir sekalipun tidak pernah aktual.
Fauzi, angota Panitia Anggaran mengatakan bahwa Dinas Pendidikan tidak memiliki data yang mutakhir, “data teu pernah di update”. (Wawancara 30 Mei 2011).

Tidak ada komentar: