Selasa, 27 Desember 2016

Meningkatnya Akses terhadap Pelayanan Pendidikan yang Berkualitas



Meningkatnya  Akses terhadap Pelayanan Pendidikan yang Berkualitas di Jawa Barat

Seorang sarjana lulusan UPI (Universitas Pendidikan Indonesia) Bandung.


Angka Parstisipasi Sekolah

Angka Partisipasi Kasar (APK) SD/MI/SDLB sebesar 116,20%; Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs/SMPLB sebesar 88,90%; APK SMP/MTs/SMPLB sebesar 96,15% ; APM SMA/SMK/SMALB/MA sebesar 36,37%, APK SMA/SMK/SMALB/MA sebesar 53,24%. Meskipun demikian angka ini belum memuaskan Gubernur karena target nasional APK tingkat SLTA adalah 68%.
 Gubernur mengatakan anak-anak usia SD yang sudah mengikuti pendidikan sebesar 96,5% dan sisanya 3,5% belum bersekolah. Lulusan SD yang melanjutkan ke jenjang SMP sekitar 92,5%. Sementara lulusan SMP yang melanjutkan sekolah dari SMP ke tingkat SMA dan SMK mencapai 53% dan sisanya putus sekolah.
Wamendiknas, Jalal, mengatakan bahwa untuk mempermudah akses terhadap pendidikan pemerintah akan membangun sekolah baru TK/SD satu atap, menambah lokal di SD dan membangun SD/SMP satu atap (Bandung Ekspres, 2011).

Rata-rata Lama Sekolah (RLS)

Rata-rata Lama Sekolah (RLS) merupakan indikator lamanya penduduk usia 15 tahun ke atas yang bersekolah,  pada tahun 2009 mencapai 7,58 tahun di atas rata-rata nasional yaitu 5,7 tahun.
Raihan Angka Partisipasi Murid (APM) SD/MI di Jabar baru mencapai angka 95,56 (peringkat 15 se-Indonesia), Angka Partisipasi Kelas (APK) SMP/MTs mencapai angka 92,40 (peringkat 21), APK SMA/MA/SMK mencapai angka 54,12 (peringkat 31) serta RLS (rata-rata lama sekolah) hanya 7,58 tahun. Gubernur berkomitmen agar kondisi tersebut segera diselesaikan.
Berdasarkan data Disdik Jawa Barat pada 2009, jumlah lulusan SD sebanyak 778.810 siswa, sedangkan daya tampung SMP hanya 651.045 siswa, yang jika diasumsikan ke dalam ruang kelas masih kekurangan sekitar 3.200 ruang kelas. Sementara daya tampung di SMA saat ini hanya 348.806 siswa, padahal siswa yang lulus SMP mencapai 651.045 siswa atau masih kekurangan ruang kelas sebanyak 5.560 unit ruang kelas.

Angka Melek Huruf 

AMH menggambarkan proporsi penduduk usia 15 tahun ke atas yang dapat membaca dan menulis yang pada tahun 2009 mencapai 95,60% sehingga Angka Buta Huruf turun dari 5,33% menjadi 4,4%.  Meskipun demikian angka 4,4% dari seluruh populasi penduduk sebesar kurang lebih 42 juta orang tentu bukanlah angka yang sedikit, sehingga Pemerintah Provinsi harus terus melakukan terobosan-terobosan untuk menghilangkan angka buta huruf di kalangan penduduk. Di masa lalu upaya semacam ini dilakukan melalui suatu gerakan yang melibatkan partisipasi masyarakat secara total dan hasilnya cukup signifikan. Di Kota Cirebon misalnya masyarakat telah bebas buta huruf sejak tahun 1960-an. Pola seperti ini mungkin perlu diterapkan pada tingkat yang lebih besar pada level provinsi.

Tidak ada komentar: