Pendidikan
memiliki spektrum filosofis, teoretis dan konsep dan gagasan yang sangat luas
dan kaya. Beberapa dari konsep mengenai
pendidikan penulis kutip untuk mempertajam pemahaman mengenai pendidikan.
Engkoswara dalam
Ali dkk. (2007: 1228) berpandangan bahwa dalam khasanah filsafat pendidikan,
sekurang-kurangnya terdapat lima pandangan dominan : (1) Perenialisme, yaitu filsafat pendidikan yang memiliki
keyakinan bahwa pengetahuan merupakan dasar pokok bagi pendidikan; (2)
Esensialisme, yaitu filsafat pendidikan yang memandang fungsi sekolah sebagai
lembaga penerus warisan budaya dan sejarah kepada generasi penerus; (3) Progresivisme, yaitu filsafat
pendidikan yang menekankan pentingnya pemberian ketrampilan dan alat kepada
individu yang diperlukannya untuk berintegrasi dengan lingkungan yang selalu
berubah. Pendidikan adalah kehidupan itu sendiri dan bukan suatu masa persiapan
untuk hidup; (4) Rekonstruksionisme, yaitu filsafat pendidikan yang berpandangan
bahwa dalam suasana perkembangan teknologi yang amat cepat, pendidikan harus
mampu melakukan rekonstruksi masyarakat dan membangun tatanan dunia baru
selaras denggan perubahan teknologi itu. Pendidikan harus memandang ke depan;
(5) Eksistensialisme, yaitu filsafat pendidikan yang sangat menghormati
martabat manusia sebagai individu yang unik dan memperlakukan individu sebagai
pribadi.
Teori-teori
tentang pendidikan yang datang dari luar dan banyak digunakan, baik secara
langsung atau tidak langsung antara lain adalah sebagai berikut: (1) Teori pendidikan naturalistik yang
dikembangkan J.J. Rousseau. (2) Teori-teori pendidikan yang dikembangkan oleh
Pestalozzi, Montessori, Decroly dan Froberl. (3) Gagasan-gagasan Rabindranath
Tagore. (4) Teori pendidikan fenomenologis yang dikembangkan M.J. Langeveld.
(5) Teori pendidikan yang bersifat pragmatis-instrumentalistik yang dipelopori
oleh John Dewey. (6) Teori pendidikan behavioristik. (7) Teori pendidikan
holistik humanistik.
Selama
ini menurut Engkoswara (2007: 1238) penggunaan dan penerapan teori-teori dan
gagasan pendidikan dilaksanakan sendiri-sendiri, yaitu dalam memecahkan
persoalan-persoalan khusus. Hal ini mengakibatkan praktek pendidikan yang
terpilah-pilah. Misalnya dalam mengembangkan program kurikulum sekolah
dilaksanakan dengan menggunakan prinsip perilaku, di pihak lain strategi
belajar-mengajar dikembangkan dengan dasar teori holistik-humanistik. Hal ini
mengandung bibit kesimpangsiuran dalam pelaksanaannya di lembaga pendidikan.
Apabila
hendak menggunakan teori-teori dan gagasan-gagasan itu secara sistemik, tidak
ada jalan lain, selain terlebih dulu menata teori-teori dan gagasan itu secara
sistemik, selain terlebih dahulu menata teori-teori dan gagasan-gagasan itu
dalam bentuk teori pendidikan atau ilmu pendidikan Indonesia sendiri.
Engkoswara
berpandangan bahwa struktur kurikulum harus berbasis kompetensi hidup, yang
minimum meliputi : (1) Pendidikan umum bagi semua. (2) Pendidikan keilmuan dan
kecakapan hidup. (3) Pendidikan penyerta.
Pada
pendidikan umum, kurikulum berisi budaya utama yang wajib diikuti oleh semua
orang tanpa kecuali. Moral dan akhlak mulia dalam kehidupan sehari-hari,minimal
hidup bersih, sehat, jujur, toleran, disiplin, menghargai pemimpin yang baik,
berikhtiar dengan ikhlas dan berpandangan ke depan (civic responsibilities). Misal : pendidikan agama, budaya dasar,
olah raga dan kesehatan serta pendidikan bahasa.
Pada
pendidikan keilmuan dan kecakapan hidup kurikulum berisi budaya profesi bagi
kelompok-kelompok sebagai makhluk sosial. Budaya berusaha, belajar dan bekerja
yang dilandasi ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai bekal untuk mengembangkan
diri (social responsibilities). Mata
pelajaran yang bisa disampaikan misalnya: MIPA, IPS, Bahasa atau ilmu
komunikasi.
Pada
pendidikan penyerta kurikulum berisi pendididikan budaya kreatif terpuji secara
individual untuk membekali karakteristik atau kekhasan masing-masing. Kekhasan
itu diharapkan mampu menampilkan pribadi-pribadi terpuji yang terbaik dan bernilai
estetik dalam kebersamaan yang menjadi tanggungjawab pribadi masing-masing (personal responsibilities). Misalnya :
berenang, musik klasik, memelihara kelinci, bertanam bunga, komputer atau
bahasa asing.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar