Sabtu, 11 Agustus 2012

Administrasi Pendidikan


Administrasi pendidikan dalam arti luas merupakan suatu ilmu yang mempelajari penataan berbagai sumber daya untuk mencapai tujuan pendidikan secara menyeluruh. Penataan diartikan : mengelola, mengatur, menyusun, memimpin, mengadministrasikan sumber-sumber daya yang meliputi manusia, fasilitas, kurikulum dan sumber belajar yang dimulai dari perencanaan, pelaksanaan sampai pada pengawasan dan pembinaan (Engkoswara, 1987:1). Oleh karena itu disebut dengan melibatkan sumber daya material maupun sumber daya manusia (Suhardan, 2008:1), sedangkan Nawawi (1993:4) mengatakan bahwa administrasi pendidikan adalah rangkaian kegiatan atau keseluruhan proses pengendalian usaha kerja sama sejumlah orang untuk mencapai tujuan pendidikan secara berencana dan sistematis yang diselenggarakan di lingkungan tertentu pada lembaga pendidikan formal.
Depdiknas (1976:101) menyatakan bahwa administrasi pendidikan adalah “semua aspek kegiatan untuk mendayagunakan berbagai sumber, manusia, sarana prasarana serta media pendidikan lainnya secara optimal efektif dan efisien guna menunjang tujuan pendidikan nasional”.
Sasaran fungsi dari administrasi pendidikan ini antara lain para pendidik, peneliti, pengamat pendidikan, para pejabat fungsional pendidikan, struktural pendidikan dan staf organisasi lembaga pendidikan. Mereka semua memerlukan kemahiran dan kemampuan intelektual dan skill dengan konsep ilmiah serta menerapkan konsep teori untuk memecahkan masalah empiris. Administrasi pendidikan fokus utamanya produktifitas, untuk mengaktualisasikan nilai-nilai metodologi atau teknis yang digunakan sebagai proses penyusunan kebijakan dalam organisasi dan partisipasi masyarakat dalam penerapan-pennerapannya. Sedangkan pengertian pendidikan sendiri secara umum adalah sebagai usaha sadar menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau latihan bagi peranannya di masa datang (Depdiknas: 2001:102).
Sejalan dengan pengertian administrasi sebagai keseluruhan, administrasi pendidikan merupakan proses kerjasama sedangkan manajemen adalah proses pengintegrasian sumber-sumber yang tidak berhubungan menjadi sistem yang total untuk menyelesaikan suatu tujuan. Johnsonn (1973:15) mengatakan bahwa yang dimaksud sumber di sini adalah mencakup orang-orang, alat-alat, media, bahan-bahan, uang dan sarana, semuanya diarahkan dan dikoordinasikan agar terpusat dalam rangka menyelesaikan tujuan yang dikelola dalam suatu manajemen pendidikan yang baik. Jadi manajemen dapat diartikan sebagai aktivitas memadukan sumber-sumber pendidikan secara keseluruhan melalui perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan untuk menentukan sasaran yang telah ditetapkan.
Sergiovani (1980: 137) berpandangan bahwa administrasi pendidikan dilihat sebagai ilmu terapan :
Educational administration was then viewed as an applied science with values and other characteristics unique to the school, as a standard by which concepts from the science of administration and those tried and  true from the real world of practice are evaluated for appropriateness. This analysis includes a contrast differences between administration of public and private organizations. The concept of reflective practice was discussed as a possible alternative to applied science.
Orlosky ( 1978:2) memandang administrasi dari sudut pandang nilai, politik, karakter, moral dan etika :
Administration is concerned with values because it must encompass goals, purposes, and choices among alternatives in questions of control and government, educational administration becomes intimately  involved with politics as it as applies to policy administration, to policy making and policy implementation. However the axis in organization and thus concerned with people involves more than question of organization. Education is the shaping of human character, and educational administration is confronted with moral and ethical question not always found in other types of administration.

Tidak ada komentar: