Jumat, 17 Agustus 2012

Manajemen Stratejik


Pendidikan nasional (Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional) mempunyai visi sebagai berikut :

Terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warganegara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah.

Dengan visi pendidikan tersebut, pendidikan nasional mempunyai misi sebagai berikut :
1.      mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan yang bermutu bagi seluruh rakyat Indonesia;
2.      membantu dan memfasilitasi pengembangan potensi anak bangsa secara utuh sejak usia dini sampai akhir hayat dalam rangka mewujudkan masyarakat belajar;
3.      meningkatkan kesiapan masukan dan kualitas proses pendidikan untuk mengoptimalkan pembentukan kepribadian yang bermoral;
4.      meningkatkan keprofesionalan dan akuntabilitas lembaga pendidikann sebagai pusat pembudayaan ilmu pengetahuan, ketrampilan, pengalaman, sikap, dan nilai berdasarkan standar nasional dan global; dan
5.      memberdayakan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan berdasarkan prinsip otonomi daerah dalam konteks Negara Kesatuan RI.

Penetapan visi dan misi tersebut mengandaikan perlunya sebuah model manajemen stratejik. Model manajemen stratejik berdasarkan Model Manajemen Strategis (Hunger & Wheelen, 2003: 109) secara garis besar terdiri dari empat langkah : pertama, environmental scanning (analisis lingkungan) yang terdiri dari analisis lingkungan eksternal (ALE) dan analisis lingkungan internal (ALI). Kedua, strategy formulation (perumusan strategi) yaitu kegiatan perumusan misi, menentukan tujuan, membuat strategi, dan  membuat kebijakan. Ketiga, strategy implementation (menjalankan strategi yang telah dibuat) yaitu menyusun program, menganggarkan, serta membuat prosedur. Keempat, evaluation and control (evaluasi dan pengawasan) yaitu kegiatan monitoring terhadap kinerja organisasi kemudian melakukan koreksi yang diperlukan.
Dalam model manajemen stratejik yang dibuat   Hunger dan Wheelen (2003: 109)  penganggaran pendidikan menjadi bagian   dari strategy formulation karena penganggaran merupakan sebuah kebijakan yang harus dirumuskan dan strategy implementation karena penganggaran merupakan konsekuensi dari implementasi suatu program, itu berarti penganggaran  merupakan bagian  integral dari keseluruhan model.
Pandangan lain berasal dari Hill, Jones dan Galvin (2004:30) yang mengatakan bahwa komponen utama proses manajemen stratejik adalah:

(1)   defining the mission and major goals of the organization;
(2)    analyzing the external and internal environments of the organization;
(3)   choosing strategies that aligns (or fit) the organization’s strengths and weaknesses with external environmental opportunities and threats;
(4)   adopting organizational structures and control systems to implement the organization’s chosen strategy; and
(5)    evaluating strategy as part of the feedback process.
Bagaimana sebuah organisasi memilih strategi, banyak orang berpandangan bahwa strategi merupakan hasil dari proses perencanaan rasional ditentukan oleh dominasi top  manager, tetapi Hill dkk (2004:6) berpandangan bahwa strategi bisa dihasilkan oleh perencanaan stratejik yang terdiri dari enam langkah :
 (1)selection of the corporate mission and major corporate goals; (2) analysis of the organization’s external competitive environment to identify the organization’s opportunities and threats; (3) analysis of the organization’s internal operating environment to identify the organization’s strengths and weakness; (4) selection of strategies that build on the organization’s strengths and correct its weakness, to take advantage of external threats; (5) strategy implementation; and (6) strategy evaluation (as a part of the feedback process).

Meskipun demikian Hill mengingatkan bahwa perencanaan stratejik  sering gagal (2004: 32) karena eksekutif tidak merencanakan ketidakpastian (uncertainty) dan karena perencana menara gading (ivory tower planners) tidak membumi (lose touch with operating realities).

Tidak ada komentar: