Manajemen
Manajemen adalah kiat atau seni
dalam mencapai tujuan melalui bantuan orang lain. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa manajemen adalah pusat administrasi dan administrasi berawal
dan berakhir pada manajemen. Dengan demikian manajemen adalah inti dari
administrasi (Siagian, 1979:5). Hakekat manajemen adalah aktivitas yang menjadi
pusat kerjasama antar anggota organisasi untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.
Tujuan administrasi dan manajemen dalam pendidikan adalah untuk memenuhi misi
yang diemban oleh administrator pendidikan (antara lain adalah kepala sekolah)
yang disesuaikan dengan konsep, obyek, dan tempat di mana organisasi itu
berada. Sebagai bagian dari suatu ilmu
maka manajemen pendidikan bersifat fleksibel dapat disesuaikan dengan kondisi
dan situasi yang berbeda. Kebijakan pemerintah yang baru, tuntuntan masyarakat
yang berubah tidak akan menghentikan aktivitas manajer.
Manajemen sebagai Seni
Manajemen pendidikan dapat
didefinisikan sebagai seni dan ilmu mengelola sumberdaya pendidikan untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan
yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (Usman, 2008:9). Dengan
demikian jelas tergambar bahwa manajemen pendidikan sangat diperlukan dalam
proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian sumber daya
untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif, efisien, mandiri dan
akuntabel. Penganggaran atau budgeting
adalah salah satunya karena fungsi-fungsi manajemen menurut Gullick adalah planning, organizing, staffing, directing,
reporting dan budgeting (Gaffar
& Nurdin dalam Ali dkk., 2007:574).
Perbedaan antara organisasi publik dan organisasi perusahaan
Meskipun pada suatu tingkat
analisis manajemen adalah manajemen,
menurut Sergiovani (1980:133) ada perbedaan penting dan signifikan
antara sekolah sebagai organisasi publik dengan organisasi perusahaan. Perbedaan
itu setidak-tidaknya ada 12 (dua belas), disarikan sebagai berikut : (1) Bahwa kekuasaan atas
uang, organisasi dan personalia terletak pada legislatur (DPR), tata tertib
sekolah (scholl legal code), dan dewan
sekolah dan tidak pada tangan manajemen. (2) Bahwa sulit menentukan alat untuk
mengukur kemajuan dalam mencapai tujuan. Misalnya ukuran mengenai good citizenship, intellectual enrichment,
problem solving ability, independent thinking, a desire to learn, economic
sufficiency, and effective family living sangat kontras dengan tujuan
ekonomi organisasi bisnis yang mudah dipahami dan dikuantifikasi. (3) Bahwa
akuntansi publik pada suatu sekolah ditujukan untuk mengontrol belanja (current expenditure), berbeda dengan
akuntansi bisnis yang cenderung untuk mendukung perencanaan masa depan,
penelitian dan pengembangan (future
planning, research and development). (4) Bahwa tenure laws and civil-service
laws cenderung untuk melindungi tenaga kependidikan dari pengawasan
administrator supervisor. (5) Bahwa maksud sekolah dan proses organisasional
yang diciptakan untuk mencapai tujuan tersebut dipengaruhi secara tidak
langsung oleh administrator melalui individu-individu dan kelompok-kelompok (a political process), dibanding langsung
oleh administrator (a management process).
(6) Bahwa tujuan dan sasaran sekolah seringkali tidak jelas dan
bertentangan The latent custodial functions of schools, for example, contradict the
manifest self-actualization functions. (7) Bahwa tidak tersedia pasar yang
menentukan keefektifan program pendidikan khusus yang mahal dibuat untuk alasan
politik dan hukum, bahkan jika diterapkan dengan mekanisme ekonomi pasar minat
konsumen umum tidak akan mampu mencukupinya. Sedangkan garis produksi
perusahaan dirampingkan oleh sebuah ekonomi pasar. (8) Bahwa sumber daya didistribusikan
berdasarkan suatu rumusan yang kira-kira adil (equity) dibanding “merit”.
Alokasi lebih besar sumberdaya untuk produktivitas sekolah ( “high producing schools”) akan dianggap curang
(fraudulent). (9) Bahwa
Administrator bekerja dengan orang-orang
yang karirnya berada di luar kontrol manajemen (outside of management control). (10) Bahwa administrator diharapkan
mencapai tujuan dalam waktu yang lebih sedikit dibanding yang secara normal
diberikan pada manajer bisnis. (11)
Bahwa ada … Yang ketat terletak antara alat dan tujuan atau hasil dan proses.
Persekolahan adalah sebuah aktifitas kemanusiaan dengan tujuan kemanusiaan (Schooling ia a human activity with human
ends). (12) Bahwa beberapa tujuan dicapai dengan sumberdaya yang terbatas,
sangat berbeda dengan perusahaan yang mengalokasikan lebih banyak sumberdaya
untuk tujuan yang lebih kecil dan lebih fokus ( fewer – indeed, more focused – objectives) (Bower, Joseph dalam
Sergiovani, 1980: 133).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar