Minggu, 27 Desember 2009

MUTU PENDIDIKAN TINGGI KITA

A. MUTU, RELEVANSI DAN DAYA SAING

Di Asia ada tiga universitas memimpin keunggulan akademik yaitu Universitas Tokyo, Universitas Peking dan Universitas Nasional Singapura (CampusAsia, June 2008:16). Meskipun telah menjadi Asia’s Number One University, hari ini Universitas Tokyo tetap melakukan investasi dalam jumlah besar untuk mengembangkan pendidikan dan riset, karena jika tidak demikian Universitas Tokyo tentunya tidak memperoleh reputasi seperti saat ini (Pitan Daslani,2008).
Universitas ini membelanjakan 210 milyar yen tiap tahun dan memperoleh pendapatan 120 milyar yen. Namun keuntungan tidak hanya diukur dengan kalkulator. Universitas Tokyo (Today) menjadi trend setter bagi ilmu, teknologi, dan tradisi engineering-intensive yang harus diikuti oleh universitas lain di wilayah ini.
Dalam memberikan perhatian terhadap pengembangan ilmu, tekonologi dan rekayasa, studi yang ditawarkan telah menarik mahasiswa dari berbagai Negara termasuk 70 orang Indonesia di antara 2400 mahasiswa asing di enam kampus sekitar Tokyo.
Pada tahun 2007 studi rekayasa merupakan yang paling menarik mahasiswa asing. Ada 3000 orang mengambil gelar pada jenjang pascasarjana (master dan doctor) sementara yang mengambil gelar sarjana sekitar 2000 orang.
Daya tarik lainnya karena Today memiliki reputasi menawarkan studi ilmu dan seni kelas dunia yang menarik 1500 mahasiswa, sementara ilmu murni dan kedokteran meluluskan 2500 mahasiswa tahun 2007.
Jumlah mahasiswa Today yang didirikan tahun 1877 hanya berkisar 29000 mahasiswa (termasuk 14200 mahasiswa pascasarjana). Jumlah itu tidak banyak jika dibandingkan Universitas Indonesia yang memiliki mahasiswa 40000 mahasiswa. Tapi bukan di situ masalahnya. Today merupakan universitas yang hanya melahirkan lulusan berkualitas kelas dunia. Itulah sebabnya Today memiliki posisi prestisius Best 200 yang diumumkan Times Higher Education, yaitu pada posisi ke-19 dan posisi ke-12 terbaik pada ilmu alam, yang membuatnya menjadi nomor satu di Asia.
Pelajaran berharga yang kita bisa petik dari Universitas Tokyo (Today) adalah bahwa lebih penting menyiapkan mahasiswa untuk menjadi jawara ilmu dan teknologi disbanding hanya menarik mahasiswa tanpa memiliki kemampuan untuk bersaing dengan percaya diri pada panggung dunia. Dengan kata lain universitas yang baik bukan ditentukan oleh jumlah mahasiswanya tetapi kapasitas untuk menawarkan kualitas kelas dunia.
Dalam Top500 global university ranking yang dibuat Times Higher Education untuk tahun 2007 ada 6 universitas Indonesia yang masuk ke dalam 500 besar : (1) Universitas Indonesia (UI) pada urutan 395; (2) Institut Teknologi Bandung pada urutan 396; (3) Universitas Gajah Mada (UGM) pada urutan 360; (4) Universitas Diponegoro (Undip) pada urutan ; (5) Institut Pertanian Bogor (IPB) dan (6) Universitas Airlangga (Unair). Undip, Unair dan IPB berada pada urutan 401 sampai 500. Sementara Universitas Terbuka (UT) memperoleh sertifikat akreditasi dari Council for Open and Distance Education (ICDE).
Pada tahun 2008 UI, UGM, ITB, IPB dan Institur Teknologi Surabaya (ITS) masuk dalam Top500. Sedangkan Undip dan Unair tidak dapat mempertahankan reputasinya.
Analisis Kebijakan
Metodologi analisis kebijakan menggabungkan lima prosedur umum yang lazim dipakai dalam pemecahan masalah manusia : definisi (perumusan masalah), prediksi (peramalan), preskripsi (rekomendasi) , deskripsi (pemantauan) dan evaluasi (Dunn, 2003:21).
Kedekatan prosedur analisis kebijakan dengan tipe-tipe pembuatan kebijakan adalah : Perumusan masalah dengan penyusunan agenda; formulasi kebijakan dengan peramalan; rekomendasi dengan adopsi kebijakan; pemantauan dengan implementasi kebijakan dan penilaian dengan penilaian kebijakan.

Kebijakan mutu, relevansi dan daya saing khususnya Perguruan Tinggi akan dianalisis dengan pendekatan sebagai berikut:

1. Definisi

Secara spesifik tidak ditemukan permusan masalah mengenai kebijakan mutu, relevansi dan saya saing PT dalam Undang-undang No. 20 Tahun 2003. Meskipun demikian penulis mencoba menginventarisir konsep-konsep sebagai berikut:
a. Evaluasi pendidikan adalah kegiatan pengendalian, penjaminan, dan penetapan mutu pendidikan terhadap berbagai komponen pendidikan pada setiap jalur, jenjang, dan jenis pendidikan sebagai bentuk pertanggungjawaban penyelenggaraan pendidikan (Ketentuan umum butir 21);
b. Pendidikan diselenggarakan dengan memberdayakan semua komponen masyarakat melalui peran serta dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu layanan pendidikan (Pasal 4 ayat 6);
c. Pengembangan standar nasional pendidikan serta pemantauan dan pelaporan pencapaiannya secara nasional dilaksanakan oleh suatu badan standarisasi, penjaminan dan pengendalian mutu pendidikan (Pasal 35 ayat 3);
d. Masyarakat berperan dalam peningkatan mutu pelayanan pendidikan yang meliputi perencanaan, pengawasan dan evaluasi program pendidikan melalui dewan pendidikan dan komite sekolah/madrasah (Pasal 56 ayat 1);
e. Evaluasi dilakukan dalam rangka pengendalian mutu pendidikan secara nasional sebagai bentuk akuntabilitas penyelenggara pendidikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan (Pasal 57 ayat 1);
f. Pendidikan nasional mempunyai misi…mengupayakan perluasan dan pemerataan memperoleh pendidikan yang bermutu bagi seluruh rakyat Indonesia (Penjelasan);

2. Prediksi
Periode 2005-2010 : peningkatan kapasitas dan modernisasi
Periode 2010-2015 : penguatan pelayanan
Periode 2015-2020 : daya saing regional
Periode 2020-2025 : daya saing internasional (Renstra 2004-2009)

3. Preskripsi
Mengacu pada rencana jangka panjang pendidikan nasional sebagai berikut:
a. Daya saing dalam penyelenggaraan pedidikan ditunjukkan dengan : implementasi dan penyempurnaan standar nasional pendidikan ; pengawasan dan penjaminan mutu secara terprogram berdasarkan SNP; perluasan dan peningkatan mutu akrediatasi; pengembangan guru secara professional; pengembangan kopetensi pendidik; perbaikan sarana dan prasarana; perluasan pendidikan kecakapan hidup; peningkatan kreatifitas, kewirawastaan dan kepemimpinan mahasiswa; pengembangan sekolah berdasarkan keunggulan local; pembangunan sekolah bertaraf internasional; mendorong jurusan yang masuk 100 besar Asia dan 500 dunia; akselerasi program studi kejuruan, vocational dan profesi; peningkatan jumlah dan mutu publikasi ilmiah serta pemanfaatan TIK dalam pendidikan
b. Pencitraan public merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari tata kelola yang baik dan akuntabilitas penyelenggaraan pendidikan. Pencitraan public diperlukan untuk menimbulkan trust terhadap penyelenggaraan pendidikan di tengah serbuan globalisasi pendidikan.
c. Akuntabilitas penyelenggaraan pendidikan dilakukan dengan peningkatan pengendalian internal, peningkatan kapasitas dan kompetensi inspektorat jendral, peningkatan kapasitas perencanaan dan pelaksanaan program, peningkatan upaya pereventif dan tindak lanjut serta penggunaan system informasi manajemen.

4. Deskripsi
PT di Indonesia sesuai dengan Renstra Pendidikan 2004-2009, baru berada pada tahap peningkatan kapasitas dan modernisasi.Meskipun demikian kita perlu mensyukuri bahwa beberapa PTN masuk dalam 100 terbaik Asia dan 500 terbaik dunia.

Dalam kompetisi dalam negri terdapat peringkat 20 terbaik versi GlobeAsia Guide, masing-masing 10 untuk PTS dan 10 untuk PTN.
10 PTS terbaik adalah :
(1) Universitas Pelita Harapan (skor 356)
(2) Universitas Trisakti (skor 263)
(3) Universitas Tarumanagara (skor 242)
(4) Universitas Atmajaya (skor 240)
(5) Universitas Parahyangan (skor 230)
(6) Universitas Bina Nusantara (skor 211)
(7) Universitas Muhammadiyah Malang (skor 186)
(8) Universitas Maranatha (skor 178)
(9) Universitas Satya Wacana (skor 177)
(10) Universitas Petra (skor 151)

Sementara 10 PTN terbaik adalah :
(1) Universitas Indonesia (skor 366)
(2) Universitas Gajah Mada (skor 338)
(3) Institut Teknologi Bandung (skor 296)
(4) Institut Pertanian Bogor (skor 283)
(5) Universitas Padjadjaran (skor 282)
(6) Universitas Airlangga (skor 279)
(7) Universitas Hasanuddin (skor 259)
(8) Institut Teknologi Surabaya (skor 258)
(9) Universitas Diponegoro (skor 254)
(10) Universitas Sumatra Utara (skor 240)

Berkaitan dengan relevansi pendidikan, penulis belum mampu melakukan analisis kebijakan karena pendidikan hari ini menghadapi dunia yang berubah cepat. Problem relevansi bukan hanya menjadi masalah Indonesia tetapi juga dunia. Brian Cox (Coordinating Principal of Pelita Harapan Schools) mengatakan :
“we are currently preparing student for the jobs that yet do not exist, using technologies that haven’t yet been ivented, to solve problems that we don’t even know about. The world is far more complex a place than it was 38 years ago.”

5. Evaluasi

Melihat data berupa data kuantitatif yang menggambarkan perkembangan pendidikan PT dan data kualitatif berupa aturan yang merupakan kebijakan pemerintah dapat dikatakan bahwa kebijakan pemerintah berkaitan dengan mutu, relevansi dan daya saing memiliki kelemahan mendasar. Kelemahan tersebut nampak pada perumusan definisi yang membicarakan how dan who tapi tidak menjelaskan what. Mutu menjadi suatu terminology yang tidak terdefinisi. Mungkin saja definisi mutu dijelaskan pada peraturan perundang-undangan yang lain selain UU SPN, namun sejauh ini penulis belum menemukannya. Jika definisi tersebut ditemukan tentu penulis akan merubah kesimpulan dari evaluasi ini.

B. HAMBATAN-HAMBATAN DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN

a. Hambatan definitif
Dari monitoring terhadap kebijakan pendidikan dibidang mutu, relevansi dan daya saing khususnya perguruan tinggi dapat terlihat bahwa hambatan dalam implementasi kebijakan bersifat inherent pada kebijakan itu sendiri. Hambatan muncul karena Undang-undang tidak secara spesifik merumuskan perihal mutu, relevansi dan daya saing pendidikan kita.

b. Hambatan prediktif
Prediksi yang dibuat dalam Renstra menunjukkan konservatisme karena baru pada tahun 2015 pendidikan Indonesia mampu bersaing di tingkat regional dan pada tahun 2020 berdaya saing di tingkat global. Akibat prediksi tersebut lembaga pendidikan asing datang mengisi kekosongan kualitas yang ada. Hal ini akan semakin menjauhkan adanya prinsip equity dan equality dalam pendidikan karena terjadinya kesenjangan kualitatif di dalam negri.
c. Relevansi
Semakin sulit bagi dunia pendidikan kini untuk merumuskan relevansi dunia pendidikan dengan dunia kehidupan nyata.

C. SARAN DAN SOLUSI

a. Filosofi Universitas Tokyo sebagaimana disampaikan Excecutive Vice President Prof Kimihiko Hirao (CampusAsia, Juni 2008), bisa dijadikan acuan sebagai pembanding :
(1) Provide a venue for fostering the world’s best human recources
(2) Develop individuals with the capacity to grasp the essence of issues, understand and appreciate others, and have the courage to take lead
(3) Develop individuals with the capacity to contribute to global capacity
(4) Strengthen information education
(5) Accelerate the internastionalization of our university through English education.
b. Memperbanyak riset dan penerbitan buku-buku ilmiah untuk meningkatkan pencitraan public
c. Meluaskan jaringan dengan PT yang bermutu baik di dalam maupun di luar negri
d. Meningkatkan anggaran Negara bagi Perguruan Tinggi.
e. Mendorong dunia usaha untuk mensponsori program dan proyek riset maupun peningkatan infrastruktur PT yang relevan dengan prediksi masa depan situasi dan tantangan global

Tidak ada komentar: