Millennium Development Goals
(MDGs)
Asian
Development Bank (ADB) menyatakan 1,9
miliar penduduk di Asia harus hidup dengan biaya kurang dari 2 dollar AS per
hari. Karenanya PBB mencanangkan “Tujuan Pembangunan Abad Milenium” (Millenium
Development Goals) yang harus dicapai 191 negara anggotanya pada tahun
2015. Ada delapan target yang harus dicapai, yaitu (1) Meniadakan kemiskinan dan kelaparan
ekstrim; (2) Mencapai pendidikan dasar secara universal; (3) Meningkatkan
kesetaraan jender dan memberdayakan wanita; (4) Mengurangi tingkat kematian
anak; (5) Memperbaiki kesehatan ibu; (6) memerangi HIV/AIDS, malaria dan
penyakit-penyakit lainya; (7) menjamin kelestarian lingkungan hidup;
(8)Membentuk sebuah kerjasama global untuk pembangunan (Kompas, 4 Agustus 2005).
Menurut
Sachs, yang merupakan Direktur proyek Millenium PBB, saat ini kemiskinan
ekstrem merupakan tentangan yang harus bisa diatasi oleh pembangunan ekonomi
dan para ilmuwan. Menurutnya, di planet ini antara 8 hingga 11 juta orang
meninggal setiap tahunnya-sebagian besar anak-anak-karena terlalu miskin untuk
bisa bertahan hidup. Ini berarti sekitar 20.000 orang meninggal setiap harinya
karena kemiskinan ekstrem. Lebih lanjut Sachs mengatakan bahwa negara-negara
maju sepakat untuk mengurangi kemiskinan ekstrem, terutama di Afrika. Namun
sejak 11 September 2001 mereka lebih bersatu untuk memerangi terorisme.
Rekomendasi yang diberikan Sachs untuk mengatasi kemiskinan adalah dengan
menekankan pembangunan transportasi, pengadaan pangan, pemberantasan penyakit
dan pendidikan (Kompas, 5 Agustus 2005).
Hingga saat ini masih ada 77 juta anak usia sekolah termasuk 44
juta perempuan yang tidak bersekolah karena alasan keuangan, sosial atau
fisikal, tingkat kesuburan yang tinggi, HIV/AIDS dan konflik.
Akses bersekolah di Negara-negara sedang berkembang membaik sejak
tahun 1990. Sebanyak 47 dari 163 negara telah mencapai pendidikan dasar
universal (MDG 2) dan 20 negara diperkirakan “on track” untuk mencapai tujuan pada tahun 2015. Sementara itu
masih tersisa 44 negara yang menghadapi tantangan, 23 di antaranya adalah
Negara-negara Sub-Sahara Afrika.
Meskipun kesenjangan gender pada pendidikan menyempit, anak-anak
perempuan tetap tertinggal dalam mengakses dan menyelesaikan pendidikan pada
pendidikan dasar maupun menengah di Sub-Sahara dan Asia Selatan.
Miskinnya outcomes
pembelajaran dan pendidikan bermutu
rendah merupakan masalah pada sektor pendidikan. Di pelbagai Negara sedang
berkembang, 60% siswa sekolah dasar di
kelas pertama memperoleh sekolah papan bawah. Rasio siswa dan guru di banyak
Negara lebih dari 40:1 dan kebanyakan guru sekolah menengah pertama kurang
memenuhi kualifikasi.